Oleh Moch. Fadliawan, Divisi Konten Kamisinema
Gak jauh-jauh dari dua tulisan kemarin, tulisan ini membahas TikTok dan salah-satu gebrakan baru film pendek di Indonesia. Yap! Tulisan kali ini membahas tentang film pendek vertikal pertama di Indonesia hasil kolaborasi @tiktokofficialindonesia dan @studioantelope yakni film ‘X&Y’
Film pendek ini tayang eksklusif di akun resmi Tiktok Indonesia mulai tanggal 29 Maret 2021 sampai 4 April 2021 sekaligus memperingati Hari Film Nasional. Nah, abis baca tulisan kali ini kalian bisa langsung ke akun TikTok Indonesia untuk menonton filmnya.

Sumber : Tiktok official indonesia
Maraknya kasus pembajakan film melalui media Tiktok menunjukkan betapa besarnya antusias pengguna internet terhadap film. Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa kini sudah banyak yang mulai menikmati seni audio viusal tersebut. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh banyak videografer dan editor dengan mengunggah karya mereka di Tiktok. Tak disangka, banyak sekali umpan balik yang sangat positif berupa pujian dan sanjungan yang diberikan kepada kreator.
Film-film pendek yang diunggah di TikTok umumnya merupakan film dengan format horizontal yang memiliki aspek rasio 16:9 yang di-crop sehingga menjadi seukuran layar handphone, ada juga yang mengecilkan ukuran film mereka sehingga tetap memiliki resolusi 16:9, dan ada yang memutar film mereka sebesar 90° sehingga penonton harus ikut memutarkan handphone mereka.
Segala bentuk ide kreatif yang telah disebutkan diatas membuat akun resmi TikTok Indonesia bekerjasama dengan Studio Antelope untuk membuat sebuah film pendek vertikal pertama yang khusus ditayangkan melalui media TikTok yang berjudul ‘X&Y.’

Sumber : Instagram Studio Antelope
Selama ini kita sudah melihat ratusan bahkan ribuan film dengan format horizontal dan kita terbiasa dengan itu. Pada umumnya, film yang ditonton memiliki aspek rasio 16:9 dengan alat menonton film paling nyaman yaitu laptop atau bisa langsung pergi ke bioskop. Sementara itu TikTok merupakan sebuah media yang memiliki format vertikal dengan aspek rasio 9:16 dan merupakan media yang digunakan pada layar ponsel.
Melihat karakteristik TikTok yang berbeda dengan media tayang film pada umumnya mengharuskan Jason Iskandar, Sutradara film ‘X&Y’ untuk dapat memikirkan segala konsep visual yang akan ditampilkan secara vertikal. Jason Iskandar tidak kehabisan akal untuk merencanakan segala aspek didepan layar seperti desain, akting, bloking, artistik, serta sinematografi agar visual yang ditunjukan nyaman dilihat pada layar ponsel yang vertikal.

Sumber : tiktok official indonesia
Film ‘X&Y’ ini menjadi pionir gebrakan baru bagi dunia film yang patut diapresiasi. Namun karena menjadi yang pertama, tentunya ada hal-hal yang dirasa masih bisa untuk dikembangkan oleh pembuat film berikutnya.
Pengambilan gambar yang dilakukan dengan vertikal membuat jangkauan komposisi gambar kurang maksimal. Seperti shot size yang didominasi oleh medium shot sehingga beberapa properti pendukung tidak begitu jelas disajikan melalui shot-shotnya. Beberapa shot close up tokoh juga terkesan terlalu memenuhi frame dan dirasa kurang nyaman dilihat.. Hal ini menjadikan kurangnya variasi shot sehingga film terkesan membosankan.

Sumber : tiktok official indonesia
Penempatan takarir (subtitle) yang hampir berada ditengah frame dengan ukuran yang cukup besar membuat visual film sedikit terganggu. Jika menonton langsung film ini di TikTok, visual akan sangat terganggu dengan adanya icon-icon TikTok dan caption yang sangat panjang yang menutupi hampir setangah layar.
Keterbatasan durasi maksimal pada satu video yang diunggah di TikTok mengharuskan film pendek yang seharusnya sekali ditonton langsung selesai ini harus dibagi menjadi beberapa bagian. Tidak begitu menjadi masalah jika seluruh bagian film diunggah secara langsung pada hari yang sama. Namun jadwal unggah yang dilakukan oleh film ‘X&Y’ ini terasa kurang baik. Setiap bagian dari film tersebut berdurasi sekitar 2 menit dengan jadwal tayang yang tidak dilakukan secara langsung membuat penonton tidak bisa menikmati jalan cerita secara langsung dan harus menunggu sampai hari berikutnya menuju bagian selanjutnya.

Sumber : tiktok official indonesia
Format vertikal dengan shot yang medium juga membuat aktor tidak begitu leluasa untuk bergerak. Salah sedikit, wajah aktor akan keluar dari frame. Hal ini tentunya mengurangi keleluasaan dan kenaturalan akting dari para aktor.
Tapi sudah jelas, karya hasil kolaborasi TikTok Indonesia dengan Studio Antelope ini membawa pengaruh yang baik terhadap keberlangsungan industri-industri film pada pandemi ini. Film “X&Y” ini juga memberi pembuktian bahwa TikTok dapat menjadi media yang baik untuk pemutaran film.
Tulisah telah diunggah di Instagram pada 5 April 2021